AKU, KAMU DAN DIA
Teett…teett…teett…
Bel telah berbunyi itu tandanya
kegiatan belajar mengajar telah usai, semua siswa berhamburan keluar kelas.
Dengan penuh semangat kulangkahkan kakiku menuju pos satpam sekolah tempatku
berkumpul dengan sahabatku Vira, yang memiliki nama lengkap Vira Adinda Putri. Vira
memiliki kulit putih, mata yang cukup sipit, rambutnya coklat yang
panjangnya sebahu dan ia sangat cantik
karena memilki postur tubuh yang lumayan tinggi. Aku bersahabat dengannya sejak
kita duduk di taman kanak-kanak sampai sekarang. Aku dan vira berada di kelas
yang berbeda, oleh karena itu setiap pulang sekolah kami selalu bertemu di
depan pos satpam.
“Tara…!” panggil sesorang yang
suaranya sangat familiar ditelingaku. Kuedarkan pandanganku menyusuri jalan
untuk mencari darimana asal suara tersebut.
“Tara..!” panggilnya lagi, aku
masih mengedarkan pandanganku dan tak
berapa lama aku melihat ada yang melambaikan tangan kearahku, lalu ia
berlari kearahku.
“Kak Rei !” sapaku, sambil
melambaikan tangan. Reihan Yogi Saputra atau biasa ku panggil Rei adalah kakak
kelasku, aku mengenalnya di salah satu
acara sekolah yang dimana ia sebagai salah satu panitia pelaksana acara
tersebut. Ia memilki postur tubuh yang tinggi, berkulit putih dan memilki
lesung dipipinya membuat ia terlihat manis.
“ Hai ! kamu Tara Rastia kan? ”
tanyanya memastikan
“ Ia kamu Kak Rei kan? ”
“ Hhmm… kamu sedang nunggu siapa?
Jangan-jangan kamu nungguin aku ya..? ”
“ Hah..! GR banget siapa yang
nungguin kakak. Aku lagi nungguin temenku, kakak sendiri ? ”
“ Oh… Aku baru selesai rapat kelas
dan sekarang lagi nunggu temenku juga ”
“ Hhmmm… begitu ”
Tak berapa lama kemudian Vira
datang
“ Tara..! ” teriak Vira dari
kejauhan. Kulambaikan tanganku, kulihat Vira sedikit berlari menuju ke arahku
“ Maaf ya aku telat, kamu pasti
udah lama nungggu ya ? Tadi aku ada urusan sebentar ”
“ Ok gak pa pa. Oh iya kenalin Vir
ini Kak Rei, Kak Rei ini Vira “
“ Halo, namaku Vira. Senang
berkenalan dengan kakak.”
“ Namaku Reihan panggil saja Rei ”
sambil berjabat tangan.
“ Hmm… Kak Rei kami pulang dulu ya
soalnya udah sore nih, sampai jumpa kak! ” lalu hanya dibalas dengan senyumnya
yang menawan, yang membuatku suka padanya.
Satu minggu kemudian….
Bel
istirahat telah bebrbunyi, aku segera lari menuju kantin sekolah yang jaraknya
tidak terlalu jauh dari kelasku. Aku segera memesan soto ayam
kesukaanku, kali ini aku pergi ke kantin sendiri, karena Vira sedang mengikuti
rapat OSIS tentang acara ulang tahun sekolah yang diadakan bulan depan.
“ Tara
! ”
“ Kak
Rei ! ” sambil duduk didepanku
“ Sendirian
aja kak, temennya mana ? ” tanyaku
“ Tuh..
Lagi pesan makanan, mana temenmu Vira biasanya kakian lengket kayak prangko ”
“ Gak
gitu juga kali, Vira lagi ada rapat OSIS jadi aku ke kantibn sendirian deh.
Tumben kakak tanya tentang Vira, memang ada apa kak? ”
“ Oh…
nggak , ternyata Vira itu orangnya manis juga ya! ”
“ Dari
dulu kali dia itu manis ”
“ Kayaknya
aku suka deh sama dia ”
Deg…. Mengapa jantungku terasa
berhenti berdetak saat ia bilang suka sama Vira, kenapa dunia ini terasa
berhenti berputar, saat ia bilang suka sama Vira. Kenapa hatiku sakit mendenger
langsung dari mulutnya, lidahku terasa keluh, dan entah mengapa aku sulit
sekali untuk bernafas seolah-olah pasokan udara disekitarku menghilang
seketika, Badanku terasa lemas seolah-olah semua energiku menguap begitu saja.
Aku berharap semuanya hanya mimpi belaka, tapi kenapa mimpi ini begitu nyata.
Tuhan tolang kuatkan aku. Sebenarnya aku suka sama Kak Rei, senyumya,
tingkahnya semuanya kusuka. Kak Rei seseorang yang belum lama kukenal,
seseorang yang akhir-akhir ini mewarnai hariku, seseorang yang mengisi
kekosongan hatiku, seseorang yang dapat mengalihkan duniaku dengan senyumnya
yang menawan, seseorang yang dapat menghancurkan hatiku seketika. Aku dulu yang
mengenalnya, aku dulu yang terpanah olehnya, aku dulu yang melihatnya kenapa
harus Vira kenapa?
“ Tara ! ”
“ …….. ”
“ Tara! ” panggilnya membuatku sadar dari lamunanku
“ Oh iya kenapa kak? ” tanyaku
“ Kamu melamun? ”
“ Hmmm…. Nggak siapa yang melamun ”
“ Apa kamu sedang sakit? ”
“ Nggak aku baik-baik saja kok”
“ Ehmmm Tara kamu kan baik, boleh
gak aku minta …” menggantungkan kalimatnya
“ Minta apa kak ? “
“ Kamu kan sahabatnya Vira, pasti
kamu punyakan no. hpnya Vira, aku boleh minta gak please…!”
“ Memang kenapa kakak minta ke aku,
sebaiknyakan minta ke anaknya langsung”
“ Yaa aku minta kamu aja ya please”
Akupun luluh dan kujawab dengan anggukan sambil menyebutkan
no. Hp Vira
“ 081xxxxxxxxx”
“Aku bukan apa-apa dan bukan
siapa-siapa,
Kugunakan mataku untuk hanya memandangimu
tanpa suara,
Kugunakan kedua telingaku
untuk hanya mendengar suaramu berbicara,
Dan…
Kugunakan hatiku untuk hanya
mencintaimu sebagai seorang Idola.
Yah,
hanya Idola yang berwujud sebuah harapan hampa.”
Beberapa minggu kemudian….
Akhir-akhir ini aku jarang bertemu
Vira, selain kesibukannya dengan kegiatan OSIS, ia juga sibuk dengan Kak Rei.
Ya memang seminggu yang lalu mereka udah jadian. Entahlah hati ini masih terasa
sakit, ketika kulihat mereka bercanda gurau bersama. Taukah kalian aku ada
disini, apakah kalian tak menganggapku, apakah kalian tak bisa berpura-pura
melihatku disini atau memang aku tak ada dimata kalian. Apakah sesakit ini
namanya patah hati, beginikah rasanya disakiti. Memang semuanya bukan salah
mereka, andai saja aku bilang lebih awal pada Kak Rei kalau aku suka dia, andai
saja aku bilang pada Vira kalu aku suka sama Kak Rei, mungkin sakitnya takkan
separah ini. Namun aku harus dapat melepaskannya, mungkin Kak Rei akan bahagia
apabila ada disisi Vira, mungkin Kak Rei bukan jodohku, mungkin takdirku bukan
untuknya.
Cinta itu datang secara tiba-tiba
Cinta itu dapat membutakan siapa
saja.
Cinta itu tak harus memilki.
Cinta itu memiliki banyak rasa,
senang, sedih, kecewa, bahagia semua jadi satu.
Jadikan cinta itu sebagai kekuatanmu
untuk terus melangkah maju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar