Minggu, 21 April 2013

THE THRILLING ADVENTURE



Malam kini telah berlalu, kini bulan telah kembali ke peraduannya. Bintang-bintang yang menghiasi malam kini telah tergantikan oleh sang surya.  Dengan sinarnya yang mengusir malam dan digantikan oleh sinar yang menyinari pagi nan cerah. Alampun seakan bahagia akan kedatangannya, burung-burung bernyanyi dengan riangnya, bulir-bulir embun di dedaunan dan angin yang menyapa lembut membuat pagi ini semakin indah. Membuat semua anak manusia bersemangat menjalani hari yang cerah.
Tak terkecuali dengan gadis berkulit putih bernama Clara. Dengan penuh semangat ia langkahkan kakinya menyusuri hutan yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya. Memang ini kali pertamanya ia memasuki hutan, ia memang suka petualangan dan ia juga sangat suka tantangan. Ia ingin masuk ke dalam hutan karena ia ingin membuktikan tentang raksasa yang bertempat tinggal di gua yang berada di dalam hutan tersebut. Karena penduduk sekitar mengatakan bahwa banyak orang yang tak pernah kembali setelah masuk hutan itu dan konon ceritanya mereka hilang karena ia dimangsa oleh raksasa yang tinggal di dalam gua di hutan tersebut. Terbesit rasa takut ketika mengingat cerita warga, tapi ia ingin sekali membuktikan tentang adanya raksasa hutan itu.

Dalam perjalanannya menuju hutan ia bertemu dengan seorang laki-laki yang bertubuh tegap, Clarapun bertanya pada orang tersebut
“ Permisi “ sapa Clara
“ Oh iya neng ada apa? “ jawab lelaki itu
“ Perkenalkan nama saya Clara, saya mau bertanya tentang jalan menuju hutan yang berada di sebelah sana” sambil menunjuk hutan yang diimaksud
“ Nama saya Ivan neng, kenapa neng mau kehutan itu. Memang neng gak takut ? “
“ Sebenarnya takut sih, tapi saya ingin sekali ke hutan itu “
“ Memang neng Clara sendirian? “
“ Iya”
“ Bahaya atuh neng kalau kesana sendirian, jalannya juga sulit neng kalau mau kesana neng harus lewati sungai dulu “
“ Oh baiklah, terima kasih van”
“ Ya sama-sama, hati-hati neng. Maaf Ivan gak bisa nganterin neng Clara 
“ Iya gak pa pa kok “
Kulangkahkan kakiku melanjutkan perjalanan menuju hutan, tak berapa lama akupun sampai di sungai yang dimaksud Ivan, arus sungai memang cukup deras Clarapun harus berhati-hati melewati sungai itu. Setelah berhasil melewati sungai itu Clara telah sampai di depan hutan.
Clara POV
                Pohon-pohon tinggi yang menjulang hampir berhimpitan, akar-akar gantung yang panjang hampir menyentuh tanah, sinar mentari yang cerah tak dapat menembus lebatnya hutan. Kini aku telah sampai di hutan, langkah demi langkah aku merambah hutan, kicauan burung dan suara serangga pohon menemani langkahku. Kusibak ranting dan rumput liar yang berada di sisi kanan dan kiriku agar aku mudah berjalan di lebatnya hutan. Tak terasa kakiku sudah melangkah jauh ke dalm hutan, semakin lama kakiku melangkah hutan terasa gelap, sesekali terdengar suara auman singa yang menggelegar sehinggga buluku merinding.
                Sesekali rasa takutku muncul akan khawatiranku, apabila aku akan dimangsa oleh hewan buas di hutan. Atau mungkin aku akan dimangsa hidup-hidup oleh raksasa yang kejam. Oh Tuhan lindungilah aku, jauhkan marabahaya dariku. Doaku dalam hati. Tapi aku coba meyakinkan diriku agar aku tak terlalu khawatir. Tiba-tiba….
                Aku terkejut tatkala seskor ular berada dihadapanku sambil mendesis, seakan-akan siap menyemburkan bisanya ke arahku. Dengan sigap akupun mengambil ranting yang berada tak jauh dariku. Kucoba manghalau ular itu agar tak mendekat ke arahku
                “ Hus… hus…” bentakku .
                Tetapi ular itu semakin mendekat, akupun   semakin takut dan aku lari sekencang-kencangnya untuk menghindar dari ular tersebut. Dan saat aku tak memperhatikan jalan akupun terjerembab ke dalam jurang yang sangat dalam, aku berusaha bangkit dan melihat sekeliling. Akupun tersadar bahwa aku kini telah masuk ke dalam gua yang gelap dan sangat dalam. Aku semakin takut mendengar suara yang berat dan menyeramkan yang menggema di dalam gua. Semakin lama, suara itu semakin keras terdengar, ketika suara itu mendekat ku lihat bayangan makhluk yang besar, dan berambut panjang. Akupun tersentak ketika kusadari bahwa makhluk itu adalah raksasa yang tinggal di gua ini, raksasa yang sangat ditakuti oleh seluruh warga disini. Raksasa itu semakin dekat ke arahku, karena kurasakan bumi seperti bergetar dan butir kerikil di dalam gua juga bergerak. Samar-samar aku dapat melihat wujud raksasa jahat itu. Makhluk bertubuh hitam gelap, berambut panjang, kuku-kuku yang panjang nan runcing, serta taring yang terlihat sangat tajam.
                Tanpa aba-aba raksasa itu mulai menyerangku, dengan sigap ia mencoba menendang tubuh mungilku dengan kakinya yang besar. Akupun berusaha menghindar dari raksasa tersebut dengan  bersembunyi di balik batu besar yang ada didalam gua. Tangannya kini mengibaskan batu tempatku bersembunyi, sangat terlihat bahwa ia sangat marah akan kehadiranku.
                Aku merasakan ada sesuatu yang jatuh diatas kepalaku, seperti sebuah saliva yang jatuh menetes tanpa henti. Ku lihat ke atas … aku bisa bertatapan langsung dengan raksasa itu, nafasnya yang sangat baud an salivanya yang terus menetes cukup membuatku ketakutan. Dengan mengumpulkan sedikit keberanianku kucoba melemparinya dengan batu yang berada di sekelilingku namun raksasa itu semakin dekat kearahku, seakan-akan ia akan menyantapku dalam sekali tegukan. Aku berlari sekencang-kencangnya untuk menghindari amukan yang lebih besar lagi dari raksasa itu. Ku merogoh tas ranselku untuk menemukan sesuatu yang dapat kugunakan untuk mengalahkan raksasa itu, kulemparkan hampir seluruh benda yang ada di dalam ranselku dan mengenai tubuh raksasa itu. Ia pun semakin marah dan murka, ia mengobrak abrik isi gua dengan kekuatnnya yang amat besar, aku semakin ketakutan ku cari lagi barng-barang yang tersisa di tas ranselku, namun yang tersisa hanya sebuah senter. Dengan sigap kuarahkan senter itu tepat kemata raksasa itu. Tak kuduga raksasa itu takut dengan cahaya, ia mengerang kesakitan dan ia mencoba menghindar dari sinar senter yang ku arahkan padanya. Raksasa itupun berlari kedalam kegelapan gua yang sangat dalam.
                Dengan nafas yang tersengal-sengal, keringat yang bercucuran dengan deras, dan kaki yang terasa mulai melemas, kulangkahkan kakiku menulusuri gua yang cukup dalam. Ku dapat melihat setitik cahaya dari kejauhan, kukumpulkan tenagaku untuk berlari menuju cahaya yang kecil itu. Semakin lama cahaya yang terlihat kecil itu semakin terlihat lebih besar dan terdengar sayup-sayup gemercik air, kupercepat langkah kakiku dan ketika ku sudah dekat dengan cahaya itu, tak kusangka cahay itu berasal dari mulut gua yang berada disekitar sungai menuju hutan yang sangat lebat itu. Berkali-kali aku mengucap syukur kepada Tuhan dan merasa lega karena dengan pertolongannya aku berhasil keluar dari gua yang gelap itu. Oh Thanks god….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar