Malam kini telah berlalu, kini
bulan telah kembali ke peraduannya. Bintang-bintang yang menghiasi malam kini
telah tergantikan oleh sang surya.
Dengan sinarnya yang mengusir malam dan digantikan oleh sinar yang menyinari
pagi nan cerah. Alampun seakan bahagia akan kedatangannya, burung-burung
bernyanyi dengan riangnya, bulir-bulir embun di dedaunan dan angin yang menyapa
lembut membuat pagi ini semakin indah. Membuat semua anak manusia bersemangat
menjalani hari yang cerah.
Tak terkecuali dengan gadis berkulit
putih bernama Clara. Dengan penuh semangat ia langkahkan kakinya menyusuri
hutan yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya. Memang ini kali pertamanya ia
memasuki hutan, ia memang suka petualangan dan ia juga sangat suka tantangan.
Ia ingin masuk ke dalam hutan karena ia ingin membuktikan tentang raksasa yang
bertempat tinggal di gua yang berada di dalam hutan tersebut. Karena penduduk
sekitar mengatakan bahwa banyak orang yang tak pernah kembali setelah masuk
hutan itu dan konon ceritanya mereka hilang karena ia dimangsa oleh raksasa
yang tinggal di dalam gua di hutan tersebut. Terbesit rasa takut ketika
mengingat cerita warga, tapi ia ingin sekali membuktikan tentang adanya raksasa
hutan itu.
Dalam perjalanannya menuju hutan ia
bertemu dengan seorang laki-laki yang bertubuh tegap, Clarapun bertanya pada
orang tersebut
“ Permisi “ sapa Clara
“ Oh iya neng ada apa? “ jawab
lelaki itu
“ Perkenalkan nama saya Clara, saya
mau bertanya tentang jalan menuju hutan yang berada di sebelah sana” sambil
menunjuk hutan yang diimaksud
“ Nama saya Ivan neng, kenapa neng
mau kehutan itu. Memang neng gak takut ? “
“ Sebenarnya takut sih, tapi saya
ingin sekali ke hutan itu “
“ Memang neng Clara sendirian? “
“ Iya”
“ Bahaya atuh neng kalau kesana
sendirian, jalannya juga sulit neng kalau mau kesana neng harus lewati sungai
dulu “
“ Oh baiklah, terima kasih van”
“ Ya sama-sama, hati-hati neng.
Maaf Ivan gak bisa nganterin neng Clara
“
“ Iya gak pa pa kok “
Kulangkahkan kakiku melanjutkan
perjalanan menuju hutan, tak berapa lama akupun sampai di sungai yang dimaksud
Ivan, arus sungai memang cukup deras Clarapun harus berhati-hati melewati
sungai itu. Setelah berhasil melewati sungai itu Clara telah sampai di depan
hutan.
Clara POV
Pohon-pohon
tinggi yang menjulang hampir berhimpitan, akar-akar gantung yang panjang hampir
menyentuh tanah, sinar mentari yang cerah tak dapat menembus lebatnya hutan. Kini
aku telah sampai di hutan, langkah demi langkah aku merambah hutan, kicauan
burung dan suara serangga pohon menemani langkahku. Kusibak ranting dan rumput
liar yang berada di sisi kanan dan kiriku agar aku mudah berjalan di lebatnya
hutan. Tak terasa kakiku sudah melangkah jauh ke dalm hutan, semakin lama
kakiku melangkah hutan terasa gelap, sesekali terdengar suara auman singa yang
menggelegar sehinggga buluku merinding.
Sesekali
rasa takutku muncul akan khawatiranku, apabila aku akan dimangsa oleh hewan
buas di hutan. Atau mungkin aku akan dimangsa hidup-hidup oleh raksasa yang
kejam. Oh Tuhan lindungilah aku, jauhkan marabahaya dariku. Doaku dalam hati. Tapi
aku coba meyakinkan diriku agar aku tak terlalu khawatir. Tiba-tiba….
Aku terkejut
tatkala seskor ular berada dihadapanku sambil mendesis, seakan-akan siap
menyemburkan bisanya ke arahku. Dengan sigap akupun mengambil ranting yang
berada tak jauh dariku. Kucoba manghalau ular itu agar tak mendekat ke arahku
“ Hus…
hus…” bentakku .
Tetapi ular
itu semakin mendekat, akupun semakin takut dan aku lari sekencang-kencangnya
untuk menghindar dari ular tersebut. Dan saat aku tak memperhatikan jalan
akupun terjerembab ke dalam jurang yang sangat dalam, aku berusaha bangkit dan
melihat sekeliling. Akupun tersadar bahwa aku kini telah masuk ke dalam gua
yang gelap dan sangat dalam. Aku semakin takut mendengar suara yang berat dan
menyeramkan yang menggema di dalam gua. Semakin lama, suara itu semakin keras
terdengar, ketika suara itu mendekat ku lihat bayangan makhluk yang besar, dan
berambut panjang. Akupun tersentak ketika kusadari bahwa makhluk itu adalah
raksasa yang tinggal di gua ini, raksasa yang sangat ditakuti oleh seluruh
warga disini. Raksasa itu semakin dekat ke arahku, karena kurasakan bumi
seperti bergetar dan butir kerikil di dalam gua juga bergerak. Samar-samar aku
dapat melihat wujud raksasa jahat itu. Makhluk bertubuh hitam gelap, berambut
panjang, kuku-kuku yang panjang nan runcing, serta taring yang terlihat sangat
tajam.
Tanpa
aba-aba raksasa itu mulai menyerangku, dengan sigap ia mencoba menendang tubuh
mungilku dengan kakinya yang besar. Akupun berusaha menghindar dari raksasa
tersebut dengan bersembunyi di balik
batu besar yang ada didalam gua. Tangannya kini mengibaskan batu tempatku
bersembunyi, sangat terlihat bahwa ia sangat marah akan kehadiranku.
Aku
merasakan ada sesuatu yang jatuh diatas kepalaku, seperti sebuah saliva yang
jatuh menetes tanpa henti. Ku lihat ke atas … aku bisa bertatapan langsung
dengan raksasa itu, nafasnya yang sangat baud an salivanya yang terus menetes
cukup membuatku ketakutan. Dengan mengumpulkan sedikit keberanianku kucoba
melemparinya dengan batu yang berada di sekelilingku namun raksasa itu semakin
dekat kearahku, seakan-akan ia akan menyantapku dalam sekali tegukan. Aku
berlari sekencang-kencangnya untuk menghindari amukan yang lebih besar lagi
dari raksasa itu. Ku merogoh tas ranselku untuk menemukan sesuatu yang dapat
kugunakan untuk mengalahkan raksasa itu, kulemparkan hampir seluruh benda yang
ada di dalam ranselku dan mengenai tubuh raksasa itu. Ia pun semakin marah dan
murka, ia mengobrak abrik isi gua dengan kekuatnnya yang amat besar, aku
semakin ketakutan ku cari lagi barng-barang yang tersisa di tas ranselku, namun
yang tersisa hanya sebuah senter. Dengan sigap kuarahkan senter itu tepat
kemata raksasa itu. Tak kuduga raksasa itu takut dengan cahaya, ia mengerang
kesakitan dan ia mencoba menghindar dari sinar senter yang ku arahkan padanya.
Raksasa itupun berlari kedalam kegelapan gua yang sangat dalam.
Dengan
nafas yang tersengal-sengal, keringat yang bercucuran dengan deras, dan kaki
yang terasa mulai melemas, kulangkahkan kakiku menulusuri gua yang cukup dalam.
Ku dapat melihat setitik cahaya dari kejauhan, kukumpulkan tenagaku untuk
berlari menuju cahaya yang kecil itu. Semakin lama cahaya yang terlihat kecil
itu semakin terlihat lebih besar dan terdengar sayup-sayup gemercik air,
kupercepat langkah kakiku dan ketika ku sudah dekat dengan cahaya itu, tak
kusangka cahay itu berasal dari mulut gua yang berada disekitar sungai menuju
hutan yang sangat lebat itu. Berkali-kali aku mengucap syukur kepada Tuhan dan
merasa lega karena dengan pertolongannya aku berhasil keluar dari gua yang
gelap itu. Oh Thanks god….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar